KOMISI PENDIDIKAN DPR PUJI KONSEP SAUNG ANGKLUNG UDJO

11-03-2010 / KOMISI X

 

Komisi X DPR RI memuji konsep Saung Angklung Udjo yang dipelopori oleh Udjo Ngalagena. Saung angklung tersebut tidak saja dapat melestarikan kebudayaan Indonesia, tetapi juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga yang tinggal di sekitar wilayah itu.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi X Heri Akhmadi saat memimpin Tim Komisi X mengunjungi Saung Angklung Udjo, Selasa (9/3).

Ketika Tim Komisi Pendidikan menyaksikan langsung Saung Angklung Udjo yang berlokasi di jalan Padasuka 118, Bandung, rasa kagum terpancar dari wajah-wajah Anggota Komisi X.

Saung Angklung Udjo ini memadukan konsep antara pelestarian budaya Sunda dengan pemberdayaan masyarakat dalam memajukan perekonomian di sekitar wilayah tersebut. Namun, yang terpenting, kata Heri, melestarikan budaya inilah yang wajib ditiru daerah-daerah lainnya dalam melestarikan budaya daerahnya masing-masing.

Masyarakat sekitar dari mulai anak-anak sudah diajarkan menari, bermain angklung dan diajarkan seni budaya Sunda serta diajarkan pelajaran bahasa Inggris. Jadi, selain mempertahankan budaya Sunda, anak-anak tersebut mampu berkomunikasi dengan wisatawan asing yang menyaksikan pertunjukan di tempat tersebut.

Heri menambahkan, dengan perkembangan teknologi yang serba modern sekarang ini, tidak mudah mengajarkan anak-anak untuk mencintai dan mempertahankan budaya daerahnya. Anak sekarang lebih senang menonton film-film asing atau bermain game dari pada menari atau bermain angklung.

Kita perlu memberikan acungan jempol terhadap penggagas saung ini. Karena begitu besarnya pemikiran Mang Udjo untuk tetap dapat mempertahankan budaya daerahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pembina Saung Angklung Udjo Satria menyampaikan keluhannya terhadap kecilnya dukungan Pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa, khususnya angklung.

Dia mengatakan, ketika diundang datang ke Malaysia dia sangat kaget melihat di sana sudah ada padepokan yang hampir mirip dengan Saung Angklung Udjo. Bahkan di Negara tersebut, musik angklung sudah diajarkan di sekolah-sekolah.

Dan ketika dia mengunjungi salah satu daerah di Malaysia, keheranan itu semakin bertambah ketika angklung dijual disana, padahal angklung tersebut buatan salah satu pelaku bisnis bambu yang ada di Tasikmalaya.

Keherana itu semakin bertambah ketika dia berkunjung ke Thailand. Ia melihat sendiri ada pusat riset yang begitu lengkap mengenai angklung yang ada di Negara tersebut.

Seharusnya, kata Satria, kita mulai merubah paradigma yang ada untuk segera langsung melakukan action. Sebab jika tidak, maka dikhawatirkan kekayaan seni budaya yang kita miliki akan semakin banyak diklaim Negara-negara lain.

Satria menambahkan, sejak tahun 1966 ketika saung ini didirikan, Udjo selalu berusaha untuk mandiri. Namun tanpa bantuan beberapa pihak akselerasi ini tentunya akan biasa-biasa saja.

Dalam pertengahan tahun ini, Saung Angklung Udjo akan diundang oleh UNESCO dalam acara pengukuhan batik dan peresmian angklung di London, Selain di London Orkestra  Angklung ini juga akan tampil di Paris dan Negara Eropa lainnya. Namun, untuk memberangkatkan rombongan orkestra yang begitu banyak, pihaknya tidak memiliki dana yang cukup. Dalam hal ini, pihaknya telah meminta bantuan dana kepada Dinas Pariwisata dan hanya dapat memberangkatkan tiga sampai lima orang.

“Barangkali ada supporting yang dapat membantu keberangkatan tim orkestra ini, sehingga kami dapat dengan gagahnya tampil di London,” kata Satria.

Ke depan, katanya, dia ingin mewujudkan cita-cita Mang Udjo untuk menjadikan kawasan Saung Angklung Udjo menjadi kawasan sentra budaya dimana seluruh seni budaya ada di tempat ini.

Dia juga berharap dapat menduplikasikan tempat ini ke tempat lain, sehingga akan semakin banyak saung-saung lain yang ada di berbagai daerah.

Menanggapi keluhan yang disampaikan Satria, anggota dari Fraksi Partai Golkar Popong Otje Djundjunan mengatakan, dia akan mengajak anggota DPR lainnya terutama anggota dari daerah pemilihan Jawa Barat untuk ikut membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Menurut Popong, anggota dewan dari daerah pemilihan Jawa Barat ada sepuluh orang dan dia akan mengajak anggota-anggota tersebut untuk langsung berkunjung ke Saung Angklung Udjo. (tt)

 

BERITA TERKAIT
Komisi X Dorong Literasi Digital Masuk Kurikulum sebagai Pendidikan Karakter Anak
11-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wacana pelarangan gim Roblox bagi anak-anak oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti kembali membuka...
Dinilai Berbahaya bagi Anak-Anak, Komisi X Dukung Larangan Gim Roblox
11-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menyatakan dukungannya terhadap wacana pelarangan permainan digital, seperti...
Penyelesaian Polemik Pemutaran Lagu di Ruang Publik Jangan Hanya Melalui Pendekatan Hukum
10-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Ratih Megasari Singkarru, menyoroti polemik pemutaran lagu di ruang publik. Menurutnya, asas...
Perlindungan Anak di Dunia Digital Harus Sejalan dengan Literasi dan Kreativitas
08-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menanggapi wacana pemerintah memblokir gim daring Roblox karena dinilai dapat memberikan dampak negatif pada anak, Ketua Komisi...